Kamis, 12 April 2012
PERMEN PAHIT
Siang itu aku bersama teman-teman ku baru saja pulang sekolah. Nama ku Reita, kedua teman ku bernama Yona dan Cion. Aku sangat beruntung, karena kehidupan ku dikelilingi orang-orang yang sangat menyayangiku, mereka selalu ada ketika aku butuh. Yona teman ku berasal dari keluarga mapan namun sering ditinggal oleh kedua orang tuanya, ya` dia anak tunggal. sedangkan Cion adalah anak Broken home, orang tuanya berpisah ketika dia masih SD, Cion tinggal bersama ibunya yang sering berpergian keluar kota. Sedangkan ayahnya adalah seorang laki-laki yang keras kepala dan agak sedikit kasar, sekarang ayahnya sudah memiliki keluarga baru. Bisa dibilang aku dan Yona masih termasuk anak yang beruntung, bahkan mungkin aku lah yang sangat beruntung.
Akhir-akhir ini Cion agak murung, aku yang termasuk anak yang cuekin sih menanggapi biasa-biasa saja, tetapi Yona tidak. Dia memendam sesuatu bersama Cion. Sebagai orang yang tidak terlalu mau ikut campur, akupun hanya menganggap itu angin lalu.
Di suatu pagi..
"Na, ko Cion ga masuk? Dia sakit?." Tanya ku.
"Mmmm.. iya kayanya." Jawab Yona seadanya.
"Owhhhh`.. sakit apa dia? maklumlah aku kurang suka smsan.. hohooo`." Canda ku.
"Akhir-akhir ini sih dia sering ngeluh sakit.. aku ga ngerti juga sih dia sakit apa.. jadi aku suruh dia periksa aja ke dokter." jawab Yona.
"Ahh` dia mah emang sakit mulu.. dikit-dikit ini lah itulah .. hahahahha`."
"Iya tu` .. hehe".
Hari demi hari semakin berlalu, Cion sering sekali izin sakit, frekwensinya sih semakin sering ! Aku jadi agak curiga dan bingung, khawatir sih tepatnya. Yona kadang juga menjawab seadanya jika aku bertanya tentang Cion. Dikelas aku selalu saja kepikiran Cion ketika melihat bangkunya kosong. Arrrgghhh` ada apa sih?.
..................
Masih adakah separuh hatiku~
yang ku berikan hanya untukmu~
ku harap engkau masih menyimpannya~
jangan kau pernah melupakannya~
*dering sms*
"Rei, aku kerumahmu ya?." Isi sms Yona.
"Iya datang aja." Balas ku.
Sesampainya di rumahku, Yona langsung saja menuju kamarku.
"Woeee ! ngebo` aja !!." kejut Yona.
"Welehhhhh` masuk tanpa jejak !." Canda ku.
"Hehe`.."
"Eh, tumben libur kerumah ku? biasanya shopping ma cowo` kamu .. ckckckck."
"Adanya yang mau aku certain."
"Mmmm` terus?."
"Tentang Cion.." jawab Yona datar, air wajahnya pun agak berubah.
"Kenapa Yon?." tanya ku sambil nyisir rambut.
"Cion hamil Rei....."
"HAHHH !" akupun kaget sampai-sampai mukaku melongo untuk beberapa menit.
"Astaga............"
"Ya gitu degh` Reii.. aku ga bisa menyembunyikan semuanya sendiri. Aku juga butuh temen share untuk bantu masalah Cion ini. Kasian dia, mamahnya lagi sibuk banget dan ga bisa di hubungin."
"Wahhh.. terus siapa aja yang tau masalah Cion ini? "
"Katanya sih tantennya tau Reii.."
"Terus?"
"Ya si Cion nya disuruh datengin keluarga cowo`nya.."
"Terus?" kata ku sambil masih melongo.
"Intinya gini.. keluarga Cion udah lepas tangan ma apa yang terjadi ma Cion. Makanya dia mau minta bantuan aku Reii.. aku sih bisa aja bantu tapi semampuku aja."
Akupun terdiam sejenak..
"Aku akan coba bantu juga semampuku."
"Tapi Reii.. untuk sementara ini kamu pura-pura ga tau aja ya.. Aku ga enak ma Cion, nanti tunggu dia aja yang cerita ma kamu."
"Okey."
Ketika Weekend aku dan Cion berencana mampir ke rumah Yona. Kebetulan Orang tua Yona baru saja berangkat ke India. Setelah lama berbasa basi, Yona membujuk Cion untuk bercerita tentang masalahnya kepadaku.
"Ada apa sih? kaya rahasia-rahasiaan gitu." Candaku pura-pura ga` tau.
"Ayoo Ci` cerita aja sama Reii.. siapa tau dia juga bisa bantu cari solusi." bujuk Yona.
"mmmmm`.." Cion masih bimbang.
"Yaudah kalau ga` mau cerita :D gpp ko`" jawabku diplomatis dan masih dalam keadaan berpura-pura.
"Okey.. lebih baik kita kekamar ku aja degh`" ajak Yona.
Aku dan Cion pun setuju..
"Yuk` cerita.." kata Yona.
"Eummm` gini Reii.. aku tu hamil" cerita Cion dengan wajah sedih.
"Astaga Cii` terus gimana?." Jawabku pura-pura kaget.
"Ya aku bingung." Jawab Cion datar.
"Gini lho Reii.. Tantenya si Cion ini minta si Cion untuk mendatangi keluarga si siapa tu` nama cowo` kamu tuch`?."
"Doni." Jawab Cion.
"Nahhh` kerumah si Doni untuk ngomong ma Orang Tua Doni.. Tapi ketika Doni dikasih tau.. Doni malah marah sama Cion. Doni ga setuju Cion datengin Orang tuanya. Bisa dibilang Doni ga mau tanggung jawab Reii."
"Astaghfirullah`." Akupun kali ini benar-benar kaget karena aku baru tau cerita yang ternyata ada yang terbaru -_-".
Tiba-tiba Cion menangis. Aku ma` Yona ga tega liat Cion sedih. Cion memang anak yang lugu dan sedikit manja.
"Terus kamu ada hubungin Ortu Doni? Bukannya kemaren2 aku denger kamu cerita kalau keluarga Doni suka sama kamu n` wellcome aja sama kamu dirumahnya?." tanyaku tiba-tiba.
"Kalau dulu sih iya Reii.. tapi aku ga` tau kalau sekarang. Soalnya dari 2 minggu yang lalu setiap aku hubungin mamahnya Doni atau anggota keluarga yang lain tuh` mereka selalu berdalih kalau lagi sibuk ngurus acara di tempat ibadahnya."
"Terus?"
"Ya itu tadi, Doni selalu ngesms aku untuk melarangku mendatangi keluarganya."
"Lho` tapi ko` keluarganya menghindari kamu sih Cii` kayanya aneh aja gitu kalau aku dengernya."
"Maksudnya?"
"Coba pikir aja ya Na, Cii, masa dalam keadaan kaya gini tuh` tiba-tba keluarganya pada sibuk semuanya. Padahal dulu seingat ku sii Cion pernah bilang kalau keluarganya wellcome aja sama Cion. Dan satu hal lagi, emang sibuk apa mereka katanya?" Tanyaku.
"Katanya nyiapin perayaan keagamaan di tempat ibadahnya."
"Perayaan apa? Bukannya Paskah udah lewat banget ya Cii?". Tanya Yona. (Ya` si Cion memang berbeda keyakinan dengan aku dan Yona).
"Ga` tau mereka tuh`" jawab Cion lugu.
"Ya ampun Cii !." kataku sembari gemas kepada Cion yang terlalu mudah dibodohi`.
"Terus kamunya mau gimana selanjutnya Cii?." Tanya Yona.
"Aku sih pengen kerumah Orang Tuanya hari ini. Antarin ya?."
"Ya deh`." jawab Yona.
"Kapan mau kesananya?" Tanya ku.
"Sore ini aja ya? soalnya mamahnya Doni tuh` agak sibuk."
"Ya ya ya.. kalo gitu jam3an ya.. moga aja ortunya itu mau bertanggung jawab. huft!" keluh ku sembari kesal.
Sorenya, aku, Yona dan Cion kerumah orang tua Dion. Tapi tiba-tiba ban mobilnya Yona kempes. Mana rumah Orang tua nya Doni itu masih jauh banget. Akhirnyapun tertunda karena hari keburu malam. Cion berencana mau kerumah Doni keesokan harinya tanpa aku dan Yona.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Eh` Na. Gimana tuh usaha si Cion? Udah ketemu dia sama ortunya Doni??."
"Ga` tau sih Reii. kemaren tuh si Cion kerumah Doni tapi katanya orang rumah Doni tu ga ada. Alias sepi banget rumahnya. Yaudah si Cion pulang."
"Wahhhh` aneh ya? aku sih agak curiga aja kalau si Doni n` keluarganya udah sekongkol."
"Aku juga sih` Reii. Menurutku juga agak janggal. Mana si Cion masih aja belain ortunya Doni. Katanya baiklah, inilah, itulah. Huft`". keluh Yona.
"Kita tunggu aja si Cion nya dateng. Baru kita tanya."
Ga` lama Cion pun datang dengan wajah pucatnya..
"Gimana Cii?." Tanya Yona.
"Semalam aku dimarahin Na`. Aku disuruh tinggal di apartement atau kost-kost an` gitu sampai anak ini lahir."
"Itu yang suruh siapa?."
"Tanteku."
"Wew` kejam amat tante kamu. terus kalau anak itu lahir mau dikemanain?"
"Tante ku minta untuk dikasih kan ke orang. Tapi akunya ga mau Reii."
"Astaghfirullah. bener-bener ga punya hati."
"Gimana kalau hari ini kita bertiga kerumah Ortu Doni lagi? aku pengen ketemu mamahnya Doni."
"Kamu udah kasih tau mamah Doni?."
"Kemaren Tante ku nelfon n` mamah Doni tuh` kaya yang sok` sobuk n` kaya yang ga mau tau gitu."
"Maksudnya?."
"Dia malah minta test DNA segala."
"Walahhh` kita2 kan tau ya kalau kamu tuh` cuma pacaran sama Doni doank dari dulu. Ya jelas lah itu anak Doni! Kampret juga tu keluarga Doni. Kesel juga gw dengernya. Huhhhh`." Cetus ku.
"Yaudah Cii.. nanti sore pulang sekolah kita langsung kerumah Ortu Doni apapun yang terjadi. Ok ?" kata Yona.
"Iya Cii. Demi anakmu. Semuanya harus diterjang. Kalau engga` kasian nanti Baby mu".
Cion pun setuju untuk tetap maju agar anaknya bisa mendapatkan pengakuan seorang ayah. Siangnya aku, Yona dan Cion mendatangi rumah orang tua Doni. Rumahnya tampak sepi, tapi aku dan Yona tetap memaksa Cion untuk tetap menunggu pintu terbuka. "KREKK` !" tiba-tiba pintu terbuka dengan suara yang cukup kencang. Cion pun masuk bersama seorang ibu-ibu yang sepertinya adalah orang tua Doni.
Setelah hampir 1.5 jam Cion di dalam, tiba-tiba Cion keluar dengan mata sembab dan hampir menangis. Ya` bisa dibilang diapun akhirnya menangis. Aku dan Yona pun berusaha untuk tidak bertanya dulu apa yang telah terjadi. Namun akhirnya aku dan Yona pun sepakat untuk mendatangi RT atau RW setempat untuk melaporkan perilaku salah satu warga nya. Dalam perjalan ke Rumah RT, Cion bercerita bahwa Orang tuanya Doni tidak mau bertanggung jawab dan meminta Cion untuk memberikan bayi nya kepada orang lain. Bahkan orang tua Doni malah seperti tidak ingin percaya bahwa itu adalah Bayi dari anaknya. Mereka meminta Test DNA ! (astaga -_-") Cion sih saat itu bersedia, namun Orang tua Doni meminta si Cion lah yang membiayai Test tersebut (ckckckckckckck`). Ya pada akhirnya Cion pun memilih untuk pulang.
Ketika sampai dirumah Pak RT, ternyata pak RT nya tidak dirumah. Kami pun langsung menuju rumah RW, ehhh` ternyata Pak RW nya pun tidak ada ! (benar-benar sial !). Ujung-ujung nya akhirnya aku, Yona dan Cion pun memutuskan untuk pulang. Yeahhh` pulang dengan tidak ada hasil tapi paling tidak kami sudah sangat berusaha.
.....................................................................
Keesokan harinya tiba-tiba aku sakit. Aku memang tidak terlalu bisa bergerak over, apalagi kalau tidak ada istirahat sama sekali. Memang sih` setiap detik aku selalu memikirkan bagaimana nasib Cion dan baby nya? rasanya aku pengen banget membantunya lebih, lebih dan lebih. Tapi banyak hal yang membuat aku tidak bisa melakukan hal lebih, AKU BUKAN KELUARGANYA. Aku dan Yona tidak punya wewenang untuk mengurusi hal rumit seperti ini, apalagi kami berdua tidak ada sangkut paut keluarga sama sekali. Semalam aku dan Cowo`ku memberanikan diri untuk menuju kantor polisi untuk menanyakan kasus yang di alami oleh Cion. Ya` itu tadi, aku tidak ada wewenang lebih, kemampuan ku dan Yona untuk membantu Cion pun terbatas, karena Keluarganyalah yang berwenang. Sedih rasa nya tau seperti itu, makanya akhirnya akupun terbaring sakit. Aku menelfon Yona untuk kerumahku, aku ingin membicarakan semuanya.
"Udah baikan Reii?"
"Masih agak pegel n` meriang Na."
"Mau bicara apa ?"
"Gini Na. Semalem aku dan cowo` ku ke kantor polisi menanyakan tentang kasus Cion."
"Terus? apa kata mereka?"
"Kita ga bisa terlalu jauh ikut campur urusan Cion Na`."
"Iya juga sih. Terus?"
"Kemampuan kita untuk membantu Cion itu hanya sebatas kemaren aja`. Kata pak polisi sih sebaiknya yang bertindak itu adalah keluarganya."
"bener banget Reii.. Lebih baik kita suruh si Cion ngomong sama papahnya aja apapun yang terjadi."
"Iya Na. Lagian badan gw juga jadi drop gini. huft"
"Yaudah aku suruh Cion kesini aja ya, sekalian jenguk kamu"
"Ya boleh`"
Setengah jam kemudian Cion pun datang. Aku dan Yona langsung saja menjelaskan semuanya ke Cion. Ini semua aku dan Yona lakukan demi kebaikan Cion juga. Bagaimanapun yang harus bertindak itu adalah keluarganya, sebagai teman mungkin aku dan Yona hanya bisa membantu sebisanya saja. Bukannya tidak mau membantu lagi. Tapi ini semua memang harus ditangani oleh keluarganya, bukan kami. Kami hanya bisa menasehati dan memberi saran kepada Cion supaya lebih kuat dan tegar menghadapi semuanya. Dari pengalaman ini aku dan Yona mengambil pelajaran. Bahwa sebaiknya kita memang harus menjaga diri kita sebaik mungkin. Karena orang baik itu tidak selamanya baik. Contohnya saja keluarga Doni yang dulu sangat wellcome kepada Cion malah menjadi sebaliknya ketika tau Cion hamil. Jangan terbuai janji-janji palsu yang selalu manis seperti permen di awalnya dan menjadi pahit di ujungnya.
n/b : semoga cerita nyata ini bisa menjadi inspirasi agar kita bisa lebih berhati-hati lagi dalam berpacaran. Jauhi pergaulan bebas dan tetap kuatkan agamamu ^_^ Keep Spirit !